Usai Pesta Miras,Wanita Ini Diperkosa

Seorang gadis ditemukan tertutup tikar di area pinggir makam dekat Sidotopo Sekolahan Surabaya.
Awalnya, warga heboh lantaran menduga sosok gadis itu tak bernyawa.
Ketika dikroscek, ternyata gadis itu hanya tak sadarkan diri.
Masyarakat bersama kepolisian yang mengetahui hal itu langsung mengevakuasi gadis itu ke rumah sakit.
Dari data yang dihimpun TribunJatim.com dilapangan, penemuan gadis itu terjadi pada Rabu (11/4/2018) petang sekitar pukul 17.40 WIB.
Warga setempat berinisial L (40) menuturkan dirinya menemukan sesosok gadis itu saat akan bersih-bersih.
"Saya temukan pertama kali itu saya kira mayat, karena terlihat kakinya dibalik tikar itu, ada aroma miras, lalu saya panggil warga lainnya," terangnya pada TribunJatim.com.
Kata L, dirinya melihat selembar tikar yang dalam keadaan setengah teringkas.
Kemudian, L mendatangi tikar itu dan mengkroscek apa benda dibalik tikar itu.
Ketika dibuka, L mendapati gadis pingsan dalam tikar itu.
L terkejut mengetahui hal itu lalu memanggil warga sekitar.
Warga sekitar yang mendengar hal itu berbondong-bondong mendatangi TKP dan sebagian lagi melaporkan hal itu ke Polsek Semampir Surabaya.
Kanit Reskrim Polsek Semampir, AKP Junaidi membenarkan hal itu pada TribunJatim.com.
"Benar, saat itu korban ditemukan dalam kondisi pingsan, celananya melorot sampai ke lutut, tapi tubuh bagian atasnya tanpa busana," ujar Junaidi pada TribunJatim.com saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Kamis (12/4/2018)
Perlu diketahui, korban berinisial NH (16) ditemukan dalam keadaan hampir telanjang bulat di Sekolahan 4 Surabaya.
Dari data yang dihimpun TribunJatim.com dilapangan, kejadian itu pada Rabu (11/4/2018) petang sekitar pukul 17.40 WIB dan dikira warga telah menjadi mayat.
Bekas Luka
Kanit Reskrim Polsek Semampir Surabaya, AKP Junaidi telah mendapat laporan adanya pemerkosaan pada seorang gadis di Sekolahan pada Rabu (11/4/2018).
Junaidi mengatakan pihaknya langsung membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Saat ditemui di RS Bhayangkara Surabaya, Junaidi mengatakan korban berinisial NA sempat tak sadarkan diri beberapa jam saat ditemukan.
Hingga akhirnya pukul 14.00 WIB, korban dinyatakan sadarkan diri dan histeris.
Junaidi membenarkan bila informasi gadis itu merupakan korban pemerkosaan.
Kata Junaidi, Tim Dokter menemukan bekas pemaksaan dan luka di kemaluan korban.
"Dari tim dokter menemukan adanya bekas luka pada kemaluan korban, sedang kami selidiki," paparnya, Jumat (13/4/2018)
Junaidi mengimbuhkan di TKP penemuan, pihaknya hanya menemukan pakaian tikar dan korban.
Saat ditemukan, aroma miras menyengat ada dalam tubuh korban.
Lalu, untuk bukti petunjuk lain seperti obat keras, bekas botol miras, dan lain sebagainya, Junaidi mengaku pihaknya tak menemukannya.
"Korban sedang dirawat intensif di ruang PPT Rumah Sakit Bhayangkara, selama ini baru dua saksi yang kami periksa yakni tetangga dan yang menemukan pertama kali," tutupnya.
Pernah masuk pesantren
Kanit Reskrim Polsek Semampir, AKP Junaidi menegaskan korban pemerkosaan berinisial NH (16) tengah ditangani.
Kepada TribunJatim.com, Junaidi menuturkan pasca kejadian pada Rabu (11/4/2018) petang, korban langsung dievakuasi menggunakan ambulance Dinsos .
Awalnya, NH ditemukan warga sekitar dan mengira NH sudah menjadi mayat.
Junaidi mengungkapkan, NH bersama beberapa rekan lelakinya pesta miras pada Selasa (10/4/2018) malam.
"Malamnya korban pesta miras sampai pagi, minum bareng teman-temannyanya di dekat Tugu Pahlawan," tegas Junaidi saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Jumat (13/4/2018).
Junaidi menegaskan NH diketahui bekerja sebagai penjaga warung giras.
Sebelumnya, NH dipondokkan di sebuah pondok pesantren di wilayah Bangkalan, Madura.
Lantaran tak betah, NH melarikan diri dan menuju kota pahlawan.
Sesampainya di Surabaya, ia bekerja sebagai penjaga warung giras seperti yang dikatakan Junaidi.
"Korban ini bekerja menjaga warung giras, itu setelah keluar pondokan, alasannya tidak kerasan, ingin bekerja," sambung Junaidi.
Dari pengakuan NH saat dimintai keterangan, ia terpaksa menuruti keinginan keluarganya untuk menetap di pondok pesantren.
Sebab, orang tuanya sering berlaku kasar kepada NH akibat kesal dengan korban lantaran sering pesta miras dan bergaul dengan teman sebayanya yang nakal.
"Ibunya keras, sering mukul, karena si korban ink nakal, sering minum, akhirnya dipondokkan, lalu tidak kerasan dan keluar, pengakuan dari saudaranya juga mbeling (nakal)," lanjut Junaidi.
Disisi lain, Junaidi menegaskan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim dokter Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
"Hasil labnya masih kami tunggu, saya masih menunggu DNAnya, mohon doanya agar kasus ini segera terungkap dan kami dapat memulihkan kondisi mental dan psikis serta trauma yang dialami," tutupnya.
Pengakuan keluarga
Keluarga korban pemerkosaan berinisial NH (16) tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Ketika bertemu dengan pihak keluarga korban, TribunJatim.com sempat bertemu pula dengan NH.
Dengan alasan privasi, menghormati mental, psikis, dan kerahasiaan korban serta keluarga, TribunJatim.com tak bisa menampilkan dokumentasi foto dan video saat berada di rumah sakit.
Berdasarkan pandangan mata TribunJatim.com, korban terlihat lemas diatas tempat tidur rumah sakit berukuran sekitar 1.5x1 meter beralaskan matras dan sehelai sprei pada Jumat (13/4/2018).
Disana, ibu korban berinisial SUT pun pingsan dan harus dirasat sekamar dengan korban lantaran shock melihat kondisi putrinya.
Ketika itu, SUT terlihat mengenakan celana jeans dengan kaus lengan panjang dan hijab sembari dijaga saudara perempuannya yang mengenakan hijab berwarna merah dan membawa selembar kipas.
Selain itu, ayah dari NH berinisial MRF pun terlihat mondar-mandir didepan ruangan putrinya dirawat.
Disana, ia juga terlihat membawa sebungkus plastik berisi sejumlah dokumen keluarga mulai dari fotocopy Kartu Keluarga (KK), akte, sampai KTP keluarganya.
Disana, ia juga bertemu dengan Kanit Reskrim Polsek Semampir Surabaya, AKP Junaidi.
Ia sempat dimintai sejumlah keterangan terkait keseharian NH sebelum kejadian pemerkosaan itu.
MRF juga sempat mengatakan beberapa hal pada TribunJatim.com saat duduk di ruang tunggu pasien.
"Anak saya ini (NH) nakal, sejak lama sudah sering mabuk-mabukan sama temannya, akhirnya saya pondokan ke Madura," ujar MRF dengan mata berkaca-kaca.
MRF menambahkan, putrinya tinggal di pondok pesantren tak begitu lama.
Sebab, NH mengaku pada MRF tak betah di ponpes.
NH menginginkan segera keluar dari ponpes dan tinggal bersama neneknya di Jalan Karangan Surabaya.
"Bilangnya mau balik saja, minta tinggal di rumah neneknya yang ada di Karangan, Surabaya," sambungnya sembari memandang ke tempat putrinya berbaring.
Kata MRF, ia bersama istrinya (SUT) tak tahu menahu bila putrinya kabur dari ponpes.
MRF mengaku justru putrinya kabur dari ponpes dan menjadi korban pemerkosaan usai membaca sebuah surat kabar di Kabupaten Madiun.
"Kamj tahunya dari surat kabar, ternyata dia (NH) jadi korban pemerkosaan, istri saya yang pertama kali tahu, karena fotonya dipajang di koran, lalu warung saya diberesin dan saya bersama istri saya dari Madiun langsung tutup warung, menuju ke Surabaya bersama tiga anak saya," tandas MRF dengan nada sedikit melejit.
Usai hal itu, MRF shock lantaran mengetahui putrinya sudah tak mengenyam pendidikan di ponpes.
MRF mengaku shock usai mengetahuin NH jaga sebuah warung giras.
"Pas dia (NH) kabur dari pondokan kami malah tidak tahu, saya malah dikasih tahu kalo anak saya kerja jaga giras, tapi tidak tahu dimana," beber MRF sembari mengusap air mata.
Kepada TribunJatim.com, MRF mengaku bila dirinya bersama istri kerap berlaku keras pada NH.
Sebab, mereka kesal lantaran NH susah diatur dan sering membangkang.
"Saya terpaksa keras sama anak pertama saya ini, dia (NH) bandel, ditambah saya banyak utang, eh dia tidak bisa mengimbangi, malah nakalnya nemen (bertambah parah)," tutupnya kemudian meneteskan air mata dan terseduh.

Sumber tribunnews.com 

Komentar