Pengakuan Pria Amerika Tak Beragama Ini Ketika Mendenga Adzan


Anthony Bourdain adalah pembawa acara dari stasiun televisi Travel Channel.
Pria kelahiran Amerika yang membawakan program acara Anthony Bourdain: No Reservations ini mengunjungi Garut, Jawa Barat.
Kru acara mengunjungi Garut setelah bertandang ke Jakarta Timur.
Mereka melihat kehidupan masyarakat setempat pada sebuah desa kecil.
Masyarakat yang tinggal di sebuah desa di Garut tersebut digambarkan senang bertani.
Lahan di desa tersebut juga disebuut sebagai lahan yang subur.
Hal ini disebabakan lokasi desa tersebut dikelilingi gunung berapi.
Melansir akun Instagram @ini.hidup, Anthony Bourdain yang tengah berdiri melihat area pesawahan mendengar suara azan.
Azan terdengar ketika Anthony Bourdain tengah berbicara atas kekaguman pemandangan desa tersebut.
Ia mengatakan pemandangan di pedalaman Pulau Jawa sangat indah.
Terdapat gunung yang menjulang dan hamparan sawah.
Lulusan Culinaru Institute of America ini juga mengatakan bahwa desa tersebut adalah tempat yang bagus bagi Anda yang menginginkan keheningan.
"Ah call for prayer," ujarnya ketika mendengar azan.
"Afternoon call for prayer from the near mosque, (Suara azan ashar dari masjid sekitar," tambahnya.
Anthony Bourdain mengerti suara azan tersebut adalah panggilan ibadah untuk umat Muslim.
Ia juga menyadari 90% penduduk Indonesia menganut agama islam.
Anthony Boudain merasa nyaman berada di desa tersebut.
"Suara azan ini mengingatkan saya bahwa saya tidak sedang di negara sendiri,"
"Tetapi suara tersebut begitu indah untuk saya yang bukan seorang Muslim dan tidak memiliki agama," katanya.
Anthony Boudain mengatakan suara azan terdengar dari setiap arah.
Warganet yang melihat reaksi Anthony Bourdain kagum.
@nurfajriauliah: MashaAllaaaahhhh.. Bahkan org asing yg tak kenal islam, benar2 tdk mengerti islam pun kagum dengan suara adzan.. Saling menghargai, bukan meng olok2
@syarifasgarhidayat: Semoga kita bisa menghabiskan sisa umur kita dgn sesuatu yg bermangfaat dan berkah
@one.njride: Pernah suatu waktu di suatu perkampungan terdapat banyak mesjid. Semua memakai toa menghadap kesegala arah dengan volume tinggi. Sampai suatu ketika, entah bagaimana masyarakat diperkampungan tersebut sadar dan menyesuaikan arah toa, dipasang tinggi agar suara tak membentur dinding dari rumah yang tinggi. Arah disesuaikan ke arah yang jauh dari mesjid lain terdekat, lalu volume mesjid yang ditengah agak dikecilkan. Sehingga kumandang adzan bisa pas terdengar oleh seluruh warga. (Kalau gak salah, itu karena pernah terjadi anak anak pada menjadikan adzan sebagai ajang keras kerasan, sebagai kelanjutan keras kerasan takbir pada malam takbiran)
Suara azan mencuat ketika puisi Sukmawati Soekarnoputri menjadi obrolan massa.
Puisi tersebut disebut-sebut mengandung SARA dan menyakiti umat beragama

Sumber tribunnews.com

Komentar